Kamis, 27 Maret 2008

12 MARET 2008

Dua puluh satu kali mentari yang sama
Menghujam jasad yang senantiasa berjalan
ke arah-Nya
Membasuh betapapun elok segala maya
Yang tak turut mendewasa.

Ruh ini masih berkeretak dalam derik malam sepi
Menyapa buai singgasana keangkuhan manungsa
Melepuh luruh semua emosi
Dan air mata menugu berprasasti

Aku kembali...
Atas tetes demi tetes fase hidupku
Adakah lutut masih tersimpuh?
Dan Dia menerima segala kedatanganku?

Bentuklah hati selayaknya janin dalam rahim bunda
Lepas seluruh jubah dosa
Biarlah teranyam kafan putih tanpa noda
Sehelai-demi sehelai kukumpulkan sutra...

Tidak ada komentar: